1/11/2014

17 And Blessed

Malam ini aku keluar rumah
Seperti ada panggilan
Ya, seperti harus menuntaskan suatu kewajiban

Lalu aku melihatnya
Merah
Dimana-mana
Tidak tumpah
Seperti dioleskan

Lalu ada di bawahku
Aku kira aku sedang datang bulan
Tidak, itu bukan darahku
Dari mana?
Apa hewan mamalia pengerat yang tadi aku lihat?
Apa ia yang melukiskannya?

Aku takut.

Hari dimana 17 hanya tinggal menghitung hari
Aku jadi merasa diawasi

Hari dimana aku merasakan hembusan nafas disampingku
Entah siapa
Mengintai
Tak mau lepas

Hari dimana aku melihat cahaya putih yang berlari cepat di samping kiriku
Lalu bandul jam yang bergerak kanan kiri menghipnotisku
Tentang hidup yang fana

Dan hari dimana petir bergemuruh tanpa hujan

Itulah hari-hari dimana aku melangkah keluar dan melihat ceceran darah itu

Apa menjadi 17 akan seberat ini?
Karena aku takut.

Apa aku akan menjadi 17?
Aku jadi takut.

Apa itu 17?
Aku benar-benar takut.

Tapi aku ingin dapat SIM!
Dan berkendara hingga hilang arah
***

Tulisan diatas lebih pantas digolongkan sebagai curhatan karena kata-kata di dalamnya adalah secara harfiah.

Hi! Last friday was good. I turned 17th on the exact same day with what people called "Jumat Keramat", ditahannya Bapak Anas Urbaningrum.

Sepertinya ini adalah kado yang luar biasa dari KPK!

Dan sebenarnya gue sama sekali tidak dalam mood membicarakan seorang koruptor, atau pejabat tinggi negara, well I don't care. Itu hanya hadiah yang sama sekali tidak disangka. Keep up the good works, Pak Abraham Samad and friends!

What really takes my focus is me turning 17. Lol I don't wanna be such a narcissistic girl about her birthday or worse. I just wanna tell that birthday is something you can't expect what will happen within it.

Tulisan di awal posting ini benar-benar secara harfiah. Maksudnya, mm jadi gini. Semenjak masyarakat membuat istilah "17 tahun keatas", dan semenjak gue tahu bahwa mereka benar-benar menganggap serius istilah "Umur 17 tahun keatas", gue jadi ikut menganggap spesial umur 17.

Semua berawal dari Ibu gue yang protektif dan selalu bilang "Kamu kan masih dibawah umur" dan itu membuat gue merasa.. Tidak berdaya. Walaupun gak benar sih, tapi pasti pernah kalian merasakan hal yang sama kan?

Fine, age doesn't matter and it's just number. Tapi lo dapet KTP aja pas usia 17. Kartu Tanda Penduduk. Kenapa diberinya saat usia 17 keatas? Apakah baru diaku sebagai penduduk saat usia sudah mencapai 17? Entahlah. Ya, mungkin, alasan mencapai kedewasaan, dan lainnya. Walaupun gue memegang teguh prinsip "Dewasa sama tua itu beda!"

Sebenarnya gue juga tidak melihat hal lain yang "sweet" di umur 17 selain mendapat SIM, KTP dan.. Bayangan ini:

Mama: Nanti jangan gitu jangan gini, hati-hati, gak boleh kesini gak boleh kesitu, jangan percaya sama siapapun. Eh, ehm Mbak, titip anak saya ya, dia umurnya belom 17 tahun, masih dibawah umur. Jadi, tolong--

Gue umur 17 tahun: Ma? *menggenggam tangan Mama*

Asiik keren kan, abis itu Ibu gue sadar deh kalo gue udah 17! Hahaha. Sebenarnya, hal itu pernah terjadi sebelum gue umur 17, jadinya gue gak bisa ngomong apa-apa.

(Benar-benar terjadi! Ibu gue nitip gue ke orang yang bahkan baru ketemu saat itu. Sampe Mbaknya bingung ngapain tiba-tiba dititipin anak orang.)

Lalu mengenai kata-kata dalam tulisan awal posting ini, ya, secara harfiah. Beberapa hari sebelum hari Jumat, jujur, gue excited banget. Disaat kebanyakn temen-temen nunggu umur 18, gue masih deg-degan nunggu 17. Dan hal-hal aneh terjadi di sekitar gue. Tepatnya di rumah gue. Darah itu, kilatan cahaya, petir, merasa seperti diawasi... Gak, gue bukan orang yang paranoid. Tapi, terasa janggal aja, aneh. Tapi yasudahlah, mungkin hanya lelah.

But last friday I feel both sad and blessed. Hal menyedihkan pertama dan terakhir adalah: hidup. Tanggungjawab, blababla. Sebenernya sebelum 17 juga udah harus konsisten, disiplin, tanggungjawab, dll. Tapi 17 lo dapet KTP, berarti kalo masuk penjara udah digabung sama Mas-mas Mbak-mbak dewasa semua..

Terus lo juga punya beban buat menentukan pilihan lo dalam Pemilu. Sebagai anak muda Indonesia yang berusaha meneruskan perjuangan bangsanya, golput terasa sangat memalukan. Lebih baik memilih, kalau ada yang salah, jadi merasa punya hak buat protes.

I'm 17, but I feel blessed. I don't experience something sweet so far except wishes from friends.

Hal yang menarik dari umur 17 adalah bagaimana setiap orang berlomba-lomba membuat ulang tahunnya ke-17 begitu berarti. Begitu juga kita yang sebisa mungkin membuat teman kita merasa spesial teramat sangat di ulang tahun 17.

Gue jadi curiga.
Ada apa dengan usia 17+?
Apakah semenakutkan itu hingga kita harus bersiap-siap dengan menghibur diri guna menghadapi kehidupan keras di luar?
Ucapannya terasa seperti ucapan pelepasan untuk sebuah pertempuran besar.

Jika memang benar, gue merasa bersyukur karena gue mendapatkan ucapan-ucapan dari teman-teman yang sangat luar biasa!

Dan ini, doaku untuk umur 17 di awal 2014.
***

Hari ini aku 17
Aku keluar rumah dan menghirup udara segar
Lalu aku pergi ke sekolah dan bertemu kawan

Daun tumbuh
Bunga merekah
Burung bernyanyian
Kucing ketiduran

Kawan datang membawa pesan
Untuk ingat akan usia dan senang
Senang dapat merasakan kesempatan yang Tuhan berikan
Tapi sedih umur tak dapat diulang

Kawan
Ada
Kawan
Tiada

Aku bahagia jika Kau menjaganya
Aku panjatkan doa untuk kawan

Untuk alam,
Kecuplah mereka dengan bintang malammu setiap sebelum mereka terlelap
Belailah mereka dengan fajarmu saat harus terjaga
Bisikanlah doa dengan anginmu yang pelan

Bahwa kawan
Walaupun rawan
Menjadi lawan
Tapi tetap menjadi awan

Yang memberikan teduh saat terik
Dan hujan saat kering

Kawan
Datang
Kawan
Matang

Aku akan selalu sayang
***

Memang, doa seharusnya dibawa ke dalam sembahyang (sholat), bukan hanya dipost. Tapi gue juga ingin temen-temen gue tau kalo mereka itu KEREN!

Thank God I'm Seventeen,
Gita

Tidak ada komentar:

Posting Komentar