Ngobrolin Ide vol. 3 telah berlangsung tanggal 30 Maret 2013 yang lalu, tepatnya di Kedai Lentera, Pasar Minggu. Program diskusi bulanan dari Sinergi Muda ini pada edisinya yang ketiga menghadirkan tema Water Resources and Motion Picture sebagai bentuk memperingati Hari Air Internasional (22 Maret) dan Hari Perfilman Nasional (30 Maret). Dengan harapan dapat menggali solusi dari pemuda Indonesia yang hadir untuk bagaimana kemudian melestarikan sumber daya air lewat kreativitas film.
Acara dimulai pukul 13.30 dengan sesi pertama yaitu presentasi narasumber. Kali ini, narasumber yang ikut berbagai ilmu dan pengalamannya ada Katherine yang merupakan ketua KOPHI (Koalisi Pemuda Hijau Indonesia) pusat dan Nurmanjaya yang adalah seroang Executive
Producer dari Eyescream Production.
Katherine memaparkan berbagai fakta miris mengenai ketersediaan air di muka bumi ini. "Sebenarnya, bukan air yang langka, melainkan air bersih." Dari total air tawar di bumi ini, Faktanya
hanya 2,5% air yang dapat digunakan untuk kehidupan sehari-hari. Dan kurang
dari 1% bisa dikonsumsi oleh manusia.
Hasil World Water Forum (Maret 2000) di Belanda bahkan memprediksi tahun
20125 akan banyak daerah yang mengalami krisis air –untuk digunakan manusia. Mirisnya,
curah hujan di Indonesia cukup tinggi, tapi tidak bisa diserap oleh tanah
karena banyak bangunan dan tidak ada lahan resapan lagi. Jakarta pun baru
memenuhi 10% dari lahan resapan yang seharusnya.
Beberapa solusi pun disarankan oleh Katherine, seperti membuat sumur resapan di bangunan-bangunan tinggi di Jakarta, membuat biopori di setiap rumah, desalinasi, hingga pemanfaatan air laut yang tawar ---air laut yang berada 350 meter dalamnya dari permukaan air.
Materi
kedua dilanjutkan oleh Nurmanjaya, yang mengawali karirnya sebagai jurnalis,
dan juga merupakan founder dari majalah perfilman Behind The Screen. Beliau menjelaskan tentan gberbagai macam jenis film dan keidentikkannya. Seperti indie movie yang identik dengan short movie, tetapi nyatanya ada indie movie yang berhasil menembus layar bioskop.
Melalui
medium audio visual, kita dapat menyadarkan masyarakat tentang permasalahan
sumber daya air bersih. Karena 90% masyarakat berbelanja karena television commercial (TVC) berhubung
orang akan lebih tertarik untuk menonton dibanding membaca.
Setelah sesi materi, acara pun berlanjut ke sesi diskusi. Diskusi kali ini berbeda dari volume Ngode sebelumnya karena menggunakan Open Space Technology, dimana setiap peserta dapat turut aktif menyumbangkan idenya dalam diskusi.
Peserta pun tampak antusias dengan jalannya diskusi, beberapa solusi pun mulai bermunculan untuk mengatasi masalah krisis air bersih dengan medium yang berbagai macam, salah satunya medium audio visual.
"Makasih banyak @NgobrolinIde. Karena saya jadi banyak tau tentang lingkungan, film, komunikasi, diskusi yg baik, membangun koneksi, serta bersinergi." Ungkap Nabila, salah satu peserta diskusi yang masih duduk di kelas 2 SMAN 2 Tangsel, usai acara berlangsung.
Harapan dari panitia Ngode, agar semua ide dapat bersinergi serta menghasilkan solusi nyata yang merupakan bentuk dari pemuda Indonesia yang berani #beraksi!
Sampai bertemu di Ngode Vol.4,
Gita
Tidak ada komentar:
Posting Komentar