5/03/2015

Secangkir Kopi dan Empat Presentasi

Dengan mata yang sudah buram
Punggung yang mulai sakit dan memohon untuk tiduran
Dan secangkir kopi yang telah habis diminum setengah
Saya mengerjakan tugas.

---

Halo. Udah lama ya gak muncul. Sebenernya sering bolak-balik buka blog ini, tapi tiap klik "New Post" gak tau mau ngapain. Gak jelas juga kan kayak sekarang cuma curhat gak jelas.

Jadi, apa yang membuat gue akirnya nulis adalah grup whatsapp yang lagi ngomongin blog gitu. Terus yaudah iseng deh. Agak minder juga kalo liat blognya Silmy sama Kessa yang isinya tulisan WOW WOW gila gila tinggi banget bahasanya. Lah ini? Kalo ada yang baca blog ini dari zaman gue SMP pasti tau lahya isi postingannya kurang serius semua rata-rata, ketawa sini ketawa sana (padahal jayus).

(Terus barusan gue liat whatsapp dari Silmy, "Gita, blognya ketjeeh." Ya, Silmy. Pfft, untung saja postingan tentang Justin Bieber sudah dihapuskan, lol)

Anyway, apakah ada yang bertanya-tanya bagaimana kabar gue setelah sekian lama tidak pernah ngeblog? Ya, pasti tidak ada. Dan tidak ada yang peduli. Aku sedih.

GADENG, BOONG. Gue gak sedih karena gak ada yang peduli. Gue lebih sedih karena baru sadar ternyata seminggu ke depan gue punya 4 jadwal presentasi! EMPAT JADWAL COY gila mau pingsan. Satu presentasi aja udah mau mabok, lah ini empat? Presentasi apa anak kucing itu empat? #lah

Bahkan dalam satu hari ada yang jadwal presentasinya dua! Hayati gak kuat harus menduakan...

But, that's how you grow, how you get stronger!

Baru siang ini gue ikut wawancara staff suatu kepanitiaan yang masuk ke dalam salah satu poin 100 Mimpi gue. Rasanya senang karena semakin dekat langkah kaki gue untuk kembali mencoret poin lainnya di Daftar 100 Mimpi. Kenapa seneng? Padahal gak dibayar, bakal lebih capek, pulang malem, harus bagi waktu sama kesibukkan di kampus, kesibukkan akademis gizi yang super gak punya hati nurani. Kenapa mau? Karena niat. Ada percikan mimpi di dalamnya.

Saat lo melakukan sesuatu, lakukanlah dengan suka hati. Susah? Nah, makanya lakukan saja yang emang lo suka. Baiklah, ini semakin membingungkan.

Jadi gini, gue punya prinsip: jika gue melakukan sesuatu, maka gue pastikan itu adalah hal yang gue suka (gue memang niat melakukan itu). Lebih baik lagi kalo emang gue capable di bidang tersebut. Kalo pun gak capable, at least gue punya niat buat melangkah keluar dari comfort zone buat belajar lebih. Dan saat lo melakukan suatu hal, pastikan hasilnya adalah yang terbaik. Gak peduli dapet bayaran atau gak, dapet nilai atau gak, hasilkan emas!

Gue jadi inget salah satu kelas kuliah gue di Rabu lalu. Tugasnya itu disuruh buat program pengabdian masyarakat yang berbasis kesehatan gitu. Nah, tapi tim gue gak mau bikin yang bagus karena takut program tersebut terpilih dan didanai. Intinya mereka males gitu kalo didanai akhirnya harus kerja. Ya, gue juga sih. Gak ada niatan buat melaksanakan program tersebut. Tapi gue gak bisa kalo harus ngejelek-jelekin hasil pemikiran hanya demi tidak didanai! Berusaha menghasilkan yang bukan terbaik adalah hal yang sangat menyiksa. Bagaimana seorang manusia yang notabene makhluk terbaik Tuhan berusaha menghasilkan yang terburuk dari tangannya?

Ya, semua bukan demi uang, bukan demi nilai, bukan demi orang, bukan demi perhatian. Tapi menghasilkan terbaik adalah demi Sang Pencipta, sebagai bentuk pengabdian seorang manusia.

Simpelnya, "Halo, lo udah diciptain sebaik-baiknya tapi gak mau menghasilkan yang terbaik? Mau lo apa!"

Kembali ke apa yang gue kerjakan sekarang;4 presentasi, tugas-tugas lainnya, amanah organisasi, dll. Gue berpikir ini adalah proses. Proses untuk mencoret mimpi-mimpi gue lainnya. Mencoret bukan untuk menyerah, tapi tanda telah bekerja keras.

Menghasilkan yang terbaik tidak harus baik
Tapi tidak menghasilkan yang terbaik sudah pasti buruk.

Buat kalian yang baca tulisan ini, yuk saling menguatkan. :)

Sekian. Kopinya udah abis.

Love,
Gita

Tidak ada komentar:

Posting Komentar