5/10/2013

Matahari Lainnya

Disaat kau menatap garis horizontal batas laut dan cakrawala, 
apa kau bisa menghindari fatamorgana dunia?

Dia datang bagaikan mentari lain
Seakan ada yang lebih cerah dari fajar dengan matahari, 
bulan, dan bintang yang bersinar secara bersamaan
Seakan bisa menjawab ombak yang tak tentu arah
Seakan mampu menarik jangkar yang karam bersama memorinya

Disaat kau menatap garis horizontal batas laut dan cakrawala, 
apa kau bisa membedakan antara kutukan dan karunia?

Dia mungkin anugerah atau cobaan
Seperti angin pantai yang ramah lalu marah
Dia mendayungku menuju nurani yang beku
Berusaha menyelamatkanku dari dasar imajinasi semu tentang awan
Matahari lainnya, bisa jadi salah


It took forever for me to post a thing here because of the internet conncetion alay banget (dan lagi ribet juga huehehe)

Actually, a lot stories to post, and I don't know which one I should go first, but hey maybe you'll like if I post a bit about love. Oh well.

Mungkin gue sekarang gak bakal membahas cinta dalam arti luas seperti cinta kepada orangtua, binatang peliharaan, dll. Maybe I'll try with teens romance right now... (Can't belive I'm writing this! Gosh!)

Pernah gak sih ngedenger temen kita cerita kalo misalnya dia "suka" sama seseorang sebenernya hanya sebagai pelampiasan? Jahat banget ya, rasanya saat denger ceritanya mau bilang "Hello? Lo gak nyadar tuh kiamat bentar lagi? Gak usah jahat-jahat banget keles!"

Tapi, ternyata, mereka yang berada dalam posisi itu, menurut gue gak salah-salah banget kok.

Karena saya merasa berada di posisi orang itu.

Gak, bukan berarti benar-benar ada "seseorang" dibalik semua itu. Tapi, well, AH UDAH AH JANGAN DIBAHAS.

Udah ah, jadi jijk sendiri kan-_-

Intinya adalah, orang yang menyukai orang lain hanya sebagai pelampiasan, gak; dia bukan jahat, dan dia bukan pelaku kejahatan perasaan. Tapi merekalah orang-orang yang menjadi korban perasaan. Disaat udah lelah nunggu yang gak jelas, gak tentu, yang gak ada harapan sedikit pun, abis itu ditemukan oleh orang lain yang mirip-mirip si seseorang yang lama dan nyakitin itu, gak salah dong kalo jadi lepas kendali?

Sebenernya lepas kendalinya karena cuma mau nunjukkin ke yang lama dan nyakitin itu kalo: HAI! GUE GAK BUTUH-BUTUH LO BANGET KOK. BANYAK YANG LEBIH BAIK. CIH LO SIH BUKAN APA-APA YA.

Tapi abis ngomong gitu langsung nyesel dan... kangen.

Kangen sama yang lama, sadar kalo sama yang baru perasaannya gak suci. Cuma demi "balas dendam". Nyesel deh abis itu. Kangen. Kangen banget.

Yah, yasudah, mungkin memang begitu jalannya. Inget aja, semua udah Tuhan yang atur. Jalanin aja, nanti juga ketemu enaknya. Kalo enak terus, kapan tau kalo itu enak? Makanya rasain deh tuh pahitnya, biar tau kapan enaknya :))

Stay positive,
Gita

P.S. Sekarang, hapus memori anda tentang posting ini. Anggap saya gak pernah ngepost ini. Anggap gak ada posting ini, gak ada saya. Please...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar