Akhirnya.

"Pada akhirnya.."

Suatu awalan kalimat yang menyatakan sebuah penyelesaian, atau anti klimaks. Menyatakan suatu "ending".

Sebenernya sebuah "ending" gak gue (pribadi) pandang sebagai suatu yang buruk atau gimana. But it's the other way to say "This is the start."

Ke arah mana gue nulis pasti udah ketebak mau ngomongin apa-aja-yang-ada-di-2012 dan apa-aja-yang-bakal-ada-di-2013.

Maybe yes, maybe not. What I'm saying is just, posting kayak gitu, yang ngasih list entah daftar apa, sudah terasa membosankan bagi gue. So last year.

Let's get into the topic.

Just before we start, Thank God. You let us survive 21/12/12. Lol.

2012. Wihii banyak naik turun nih tahun. But it's okay, as life is just a rotation. 

Banyak banget hikmahnya, banyak hal yang bikin gue jadi lebih dewasa. Gue dan teman-teman gue. Dan gue harap kalian semua yang ada di luar sana juga berpendapat yang sama.

Mungkin ada yang benci 2012, karena Glee S3 gak sekeren yang S2. Atau ada yang seneng karena baru jadian. Atau ada yang sedih karena putus. Atau ada yang mau buru-buru ke 2013 agar dapat melupakan kenangan bersamanya #eaa

Overall, semua itu pelajaran kan? 

And of course, kadang pelajaran itu menuntut perubahan.

Perubahan ini bagaikan.. Apa ya. Susah dijelasin. Kadang bisa diterima, kadang enggak.

Dan semua orang pasti berubah.

Kayak gue.

Gue tau gue banyak berubah. 

Dari yang gak percaya diri banget jadi lumayan bisa sering ngomong di depan umum sekarang.

Dari yang lebih suka menuangkan argumentasinya lewat tulisan di blog (yang kayaknya gak bakal di notice sama orang-orang-_-) jadi lebih bisa berdiskusi sama orang lain menyangkut isu yang lagi santer.

Dari cita-cita buat masuk Psikologi UI, jadi belok mau FKM UI.

Dari berat (massa) badan 49 kg. Jadi 51 kg!!!! (Bete >:o)

Dari yang pake seragam selalu ke longgaran banget, sekarang mama beliin seragam yang (agak) kecilan. But still. Huh.

Banyak dari-dari-an. 

Dan di 2012 ini gue lebih merasa bertanggungjawab atas apa yang terjadi di sekitar gue. Di sekolah gue. Di lingkungan gue. Kota, bahkan lingkup nasional.

Kalian ngerasa gitu juga gak? 

Ngerasa gak sih kalo beban negara ini sebenernya ada di kita?

Okay, gue gak akan bahas topik yang berat-berat kayak politik/hukum/dsb. Hanya menanyakan akan rasa sosial yang ada di diri kita semua.

Gue yakin semua orang punya itu, since kita adalah makhluk sosial. Yang pastinya butuh berhubungan sama orang lain. (Dan statement itu lah yang bikin gue berubah untuk lebih bergaul dan membuka diri dengan orang banyak).

Tapi kenapa, kayaknya susah banget buat kita ngerasa lebih bertanggungjawab sama kehidupan sosial di sekitar kita sih? 

Kalo 1 orang bisa bermanfaat bagi 1000 orang di luar sana, gimana kalo 2? 3? 10? 100 orang yang masing-masingnya kasih manfaat ke 1000 orang? 

Yep. 2012 ngajarin gue itu.

Kadang kita sering ngeluh sana-sini. Ngeluh sekolah kita begini-begitu. Tapi jarang banget kita bersyukur. Gue gak akan ngomong atas landasan agama, tapi ini general. Semua manusia di muka bumi ini memang seharusnya diajarkan untuk bersyukur bukan?

Disaat lo ngeluh dan ngedumel karena pulpen lo gak sekeren pulpen temen lo, ada ribuan anak di luar sana yang buat beli pulpen aja gak mampu.

Coba kalo kita yang notabene sudah tergolong 'sejahtera' nemu pulpen? Seneng banget kan pasti. Apalagi kalo nemu penghapus BOXY, langsung betak kan pasti haha. (Kadang suka ada kan yang nyolong penghapus temennya saat temennya gak sadar..)

Coba kalo anak-anak, yang memang sangat kurang dari kualifikasi sejahtera, nemu pulpen! Suatu benda yang mereka gak mampu beli! Bayangin betapa senengnya mereka..

Gini misalkan.

Harga pulpen itu Rp 3000. Terus orangtua anak tersebut harus ngorbanin Rp 1500 dari Rp 3000 tersebut buat beli pulpen anaknya, dan sisanya buat beli sayur dan bumbu dapur, 

(Pendidikan yang layak didukung fasilitas juga)

Dan pada suatu hari anak itu dapat pemberian pulpen, jadinya Rp 3000 orangtuanya bisa disimpan untuk tetap beli bahan makanan. Dan karena gak harus beli pulpen anaknya, orangtua tersebut masak sayur asem dengan senangnya, dan ada porsi lebih akhirnya dia bagi ke tetangga. Ternyata tetangganya sudah 2 hari gak makan dan amat terharu mendapat bantuan dari tetangganya. Tetangga yang sudah 2 hari gak makan tersebut pun kembali berenergi dan siap mencangkul sawah dan bertindak produktif.

Dan bagaimana dengan anak penerima pulpen? Dia sebenarnya adalah anak yang cerdas hanya saja selama ini dia kurang maksimal belajar karena tulisan dia yang hanya bayang-bayang karena pulpennya selama ini jelek.

Sejak terima pulpen Rp 3000 tersebut, dia jadi termotivasi dan berprestasi. Sampai-sampai dia dapat beasiswa ke luar negri, dan kembali ke Indonesia mendirikan sebuah LSM yang memberikan manfaat ke sejuta orang. 

See? Dari sebuah pulpen.

Kata siapa kisah itu gak mungkin? 

"When everyone underestimates you, THIS IS THE TIME!"

Kecendrungan gagalnya suatu rencana adalah ketidakyakinan atas pemikiran sendiri. Itu yang gue amati.

Sebelum dicoba aja, kita udah sering nerima "Emang lo bisa? Ah lo kebanyakan omong deh." 

Banyak omong, sama banyak mimpi beda.

Dan orang yang belom ngewujudin mimpinya belom tentu GAK BISA. Hanya mereka butuh waktu. Dan dukungan.

Kita sering pasti berteman sama orang-orang yang punya rasa sosial yang tinggi dan sering bilang mau mengubah dunia, memperbaiki sektor kesehatan, pendidikan, blablabla. Dan sering juga mereka yang seperti itu mendapat balasan, "Hah mimpi lo." "Emang bisa? Itu sih susah, butuh blablabla." Atau hanya dapet tanggapan "Oh gitu." dengan embel-embel pikiran 'kalo kamu besar nanti itu sih..'

Nih! 

Kenapa enggak kita yang saat ini bercita-cita jadi guru, tidak hanya memulai dengan langkah akademis yang baik tapi juga kegiatan sosial? Seperti mengajar di Sekolah Darurat begitu.

Kenapa engga kita yang saat ini bercita-cita jadi dokter, memulai langkah dengan kegiatan sosial seperti bermain bersama anak-anak kurang sejahtera dan menghibur mereka atau bahkan memberi bantuan kepada keluarga kurang mampu untuk berobat ke puskesmas?

Kenapa enggak, kita yang bercita-cita sebagai pengacara, menggalang dana untuk membela korban hukum yang tidak bersalah?

Kenapa kegiatan sosial suka dipandang sebelah mata sih? Wong kita kan makhluk sosial.

Sebenernya pemerataan pendapat gak harus semua-semuanya dari pajak! Coba berbagi. Share.

Gabisa materi, ilmu. Gabisa ilmu, tenaga. Gabisa tenaga, energi positif. Just share and share.

Dan untuk melakukan suatu perubahan, mulai dari hal kecil. Gak harus gabung ke komunitas tertentu. Tapi ini tentang komitmen.

Coba untuk gak buang sampang sembarangan, jaga omongan, ngehargain orang lain. I'm just saying, bukan berarti gue udah sempurna. Apa salahnya untuk sama-sama belajar?

Dari komitmen, kita bisa ajak temen-temen untuk ngelakuin hal positif. Contohnya dari hal buang sampah. 

Instead of tidur-tidur males-malesan di tanggal 1 Januari nanti, kenapa enggak kita ajak temen-temen buat bersihin beberapa tempat di Jakarta yang kotornya tingkat Hades karena perayaan tahun baru? Kenapa enggak? 

Akademis yang tinggi tanpa rasa sosial sama sekali sama dengan miris.

Lama-lama gue mikir, harusnya nilai sosial ini diterapin di kurikulum 2013. Kayak contohnya tentang ekonomi kreatif, anak IPS yang harus jualan blablabla, mengapa tidak hasil penjualan dari itu disalurkan untuk keluarga kurang mampu? Jadikan kewajiban, kurikulum.

Hanya pendapat gue haha, negara demokrasi kan katanya?

Yaaa pastinya semua pemikiran gue diatas gak karena dateng tiba-tiba di 2012. Tapi proses dan pengaruh lingkungan sekitar juga.

Sebenernya mau ngucapin banyak terima kasih buat senior gue di SMA (terutama di PK OSIS). Mungkin di 2012 banyak berubah. Tapi 1 hal yang gak berubah. Gue kagum sama kalian, sejak pertama. Sampe detik ini. Gue sebagai orang yang introvert selalu memandang orang yang bisa organisasi itu luar biasa. Suatu hal yang dulu gue anggap tabu kalo gue bayangin gue aktif di organisasi hahaha.

Buat senior gue, kalian keren dan stay kece. Sukses di PTN!

Terima kasih banyaaaak banget buat temen-temen gue di kelas 10, 11 (terutama temen-temen PK OSIS dan thanks berat buat Ruang OSIS!) karena diskusi sama kalian selalu buka pikiran gue jauh lebih luas. Haha ini mungkin masa-masa terindah di SMA, saat nunggu hujan reda, kita diskusi ngarol ngidul di Ruang OSIS sampe malem. Entah ngomongin apa. Mulai dari Tugas Sekolah sampe Jokowi sampe Hitler sampe Flu Burung. Wakakakak.

Gue emang kagum sama senior gue. Tapi gue lebih kagum sama kalian. Kalian gak kalah hebat, dan kalian supporter paling awesome!

Terima kasih buat alumni-alumni di Teater 26 yang sering cerita tentang konsep-konsep luar biasa dari sebuah pementasan dan sebenernya itu juga dari kehidupan kita sehari-hari.

Dan makasih buat keluarga gue. Ada beberapa kejadian yang bikin gue sadar, kalian kok sayang banget sama saya ya ternyata haha. Gak pernah ngerasa sespesial ini, disayangin sama keluarga sendiri. :)

Dan hal yang menyenangkan di 2012 adalah... Ibu gue balik ke Jakarta yeay! Walaupun masih harus ketemu seminggu sekali demi pendidikan :'''

Tapi gapapa, karena liburan ini gue habiskan bersama Ibu gue. Dan kebiasaan hidup mandiri itu bikin rada weird saat diperhatiin berlebihan haha.

Hal yang gak berubah di 2012, I'm still single, and proud! Hahahaha

Well, at least, sebelum 2012 berakhir gue sempet nyelesaiin The Lying Game. Agak kesel sih di 1 buku ini sebenernya ngebahas tentang pelaku pembunuhan, udah lama-lama baca eh pelaku pembunuhannya bersambung ke buku selanjutnya-__- zz

Ah kenapa tiba-tiba jadi kangen Dias, Frida, Sonia, Peni gini :(

Random ya haha lagi bahas apaan juga.

Kalian kenal 4 orang luar biasa ini gak? Enggak ya? Emang mereka gak terkenal. Gue juga gatau mereka siapa, nama orang random aja gue tulis. 

Gadenggg wkwk. 

Dias itu pinter banget, kritis abis, otak kanan-kiri seimbang, tapi badannya kecil dan selalu terikat masa lalu alias gabisa move on.

Peni yang teoritis banget dan selalu memberi petuah-petuah seakan-akan dia jauh lebih tua (bentar lagi sweet 70th. Gak 17th. 70 :D)

Sonia yang sekarang sekolah di Sampoerna Academy. Gue masih nganggep itu keren karena di sekolahnya dia ada ekskul berkuda!

Frida si jayus yang satu ini tanpa disangka-sangka udah 6 bulan gak single lagi alias pacaran. Hal yang aneh.

Wuaaahahaha gue ngarol ngidul banyak banget ya.

Yang pasti, hal utama yang gue pelajari di 2012 adalah untuk lebih bertanggungjawab, berkomitmen, percaya sama kekuatan mimpi.

Ngerasa gak sih kalo masa depan bangsa kita ya di kita sendiri? Sekarang nih saatnya. Kalo generasi kita gak persiapin diri dari sekarang, tinggal nunggu kehancuran aja bangsa kita. 

Bangsa yang dibangun oleh semangat jiwa pemuda lewat Sumpah Pemuda-nya. :D 

Ngerasa malu gak sih kalo ngeluh? Kita yang cuma pelajar aja ngeluh, gimana Pak Camat yang ngurusin berapa keluarga tuh. Gimana Pak Gubernur? Gimana Presiden yang ngurusin berapa juta orang di Indonesia? Mereka manusia, sama kayak kita. Mereka bisa sekuat itu, kenapa kita enggak? Kenapa kita harus ngeluh? 

Ngerasa sedih gak sih kalo kita putus asa? Mereka yang kegagalannya jauh lebih berat aja mampu bangkit lebih tinggi dari kita. Kita yang baru diputusin pacar aja udah seakan-akan dunia hancur, mau gimana? Masa depan itu penting untuk dipikirkan, diyakini, di'nyata'kan. Make it happen! 

Let's begin the new year with the new us! Kita yang lebih optimis, realistis, dan lebih menghargai diri kita sebagai makhluk sosial dengan kegiatan-kegiatan sosial sejuta manfaat.  

Peace,

Gita

P.S. Hai gue Gita dan teman gue Kamel mau ngadain sebuah proyek sosial yang tentunya butuh banyak dukungan. Gue akan bahas tentang konsepnya di posting berikutnya, tapi sebelumnya kita mau cari tau dulu nih hehe. Sasaran proyek kita adalah Sekolah Darurat atau sekolah di daerah kumuh yang jauh dari kata layak. Ada yang punya info sekolah yang mendekati ciri-ciri tersebut, terletak di sekitar Tebet/Bukit duri/Kalibata? Kalo ada tolong infoin ya ke gitaprislie@gmail.com atau langsung komentar di posting ini makasih teman-teman! :D